Sonntag, 27. September 2015

Mengintip Sejarah Togel

Mengintip Sejarah Togel - Memasuki Orde Baru, lotere terus berkembang. Pada tahun 1968, pemerintah daerah mengeluarkan Surabaya Lotto (Lotto Totalisator) PON Surya yang tidak ada hubungannya dengan organisasi olahraga, hanya dengan undian. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan dana untuk PON VII yang akan diselenggarakan di Surabaya pada tahun 1969. Pada tahun 1974, Toto KONI dihapus. Pemerintah melalui Menteri Sosial Mintaredja (pada saat itu) mulai memikirkan sebuah ide untuk mengatur perkiraan sebagai bentuk lotere tanpa menimbulkan ekses judi. Setelah studi banding selama dua tahun, Depsos menyimpulkan, organisasi meramalkan Inggris diimplementasikan dengan bentuk sederhana dan tidak menyebabkan kelebihan perjudian. Selain itu, perbandingan yang diperoleh dugaan penyelenggara, pemerintah, dan hadiah untuk penebak 40-40-20. Pada tahun 1976, setelah meminta penilaian lebih lanjut dari Kejaksaan Agung, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial berencana menggelar perkiraan tidak ditantang dan distribusi direncanakan hasil 50-30- 20. Rencana tersebut tidak dapat dilakukan, karena Presiden Soeharto berhati-hati dan meminta untuk dikaji lebih dalam. Apabila anda ingin mengetahui artikel kami yang lainnya, anda dapat melihatnya pada http://informasitogelonline.blogspot.com/

Dibutuhkan sekitar tujuh tahun untuk menerapkan perkiraan undian ini. Tanggal 28 Desember 1985, perkiraan Football kupon Hadiah meluncurkan, didistribusikan, dan dijual. Prakiraan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dana masyarakat untuk mendukung promosi dan pengembangan prestasi olahraga Indonesia. Perkiraan lahir di bawah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian, yang antara lain bertujuan untuk menghasilkan hadiah menarik yang tidak menimbulkan berbagai kejahatan sosial. Toto berbeda dari KONI, ada dugaan memperkirakan angka, tapi menebak MSK atau won, ditarik dan hilang. Perbedaan lain, jika Toto KONI diedarkan ke daerah terpencil, perkiraan tersebut beredar hanya untuk tingkat kabupaten dan anak-anak di bawah usia 17 tahun dilarang menjual, mendistribusikan, dan membelinya. Kupon Perkiraan ini terdiri dari 14 kolom dan ditarik seminggu sekali, setelah 14 kelompok sepak bola melakukan 14 pertandingan. Jadwal pertandingan ditentukan oleh PSSI dari jadwal di rumah dan di luar negeri. Setiap pemegang 1.985 kupon senilai Rp 300 untuk menebak mana yang menang (M), seri (S), dan kalah (K). Penebak jitu 14 tim mendapat Rp 100 juta. Pada tanggal 11 Januari 1986, penarikan pertama diperkirakan dilakukan. Sampai dengan akhir Februari tahun yang sama, dana bersih yang dikumpulkan dari pelaksanaan perkiraan ini mencapai Rp 1 miliar. Mid-1986, distribusi perkiraan dilakukan melalui sistem counter. Distributor, agen, subagen dihukum penyimpangan dipecat oleh Dana Kesejahteraan Sosial Yayasan Bhakti (YDBKS), sebuah yayasan yang juga mengelola sumbangan Tanda Lottery Prize.

Perjudian di Indonesia memiliki latar belakang sejarah yang panjang, setidaknya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Secara umum, yang pertama selalu berhubungan dengan dunia perjudian dan hiburan malam. Di bawah pemerintahan Belanda di Indonesia, judi online berlangsung dengan peraturan yang dikeluarkan oleh penduduk setempat. Perjudian dalam bentuk undian telah ada sejak tahun 1960-an yang dikenal sebagai era ekor lotre. Pada saat itu, di Singapura ada undian disebut Sports Toto sebagai upaya penggalangan dana untuk mengikuti pacuan kuda. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin muncul selama lotere bernama Toto dan Nalo (National Lottery). Pada tahun 1965, Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 113 Tahun 1965 yang menyatakan lotre ekor merusak moral bangsa dan masuk dalam kategori subversi. Kami juga mempunyai artikel yang lainnya seperti Melihat Sejarah Togel.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen